Singkatnya Sebuah Kehidupan

Tadi pagi dalam perjalanan menuju kantor,  saya melewati sebuah rumah  yang sedang dalam suasana berkabung.  Entah siapa yang meninggal,  bahkan tangis sanak keluarga yang meninggal  terdengar sampai ke jalan.  tampaknya mereka  benar – benar merasa  kehilangan.  Jadi ingat diri sendiri………  jika  saya meninggal nanti akan ditangisi seperti itu tidak ya  ??  atau malah sebaliknya …. orang – orang akan bersukur atas kepergian saya.  Atasan saya pernah mengatakan ” alangkah senangnya jika keberadaan kita disambut dengan  gembira  layaknya bayi yang baru lahir dan  kepergian kita diiringi tangis sedih karena kehilangan. ”  hal itu membuktikan bahwa keberadaan kita senantiasa dirindukan.

Terlalu sering kita mendengar  ungkapan ”  Dunia hanyalah tempat persinggahan menuju akhirat ” , sebuah ungkapan yang menggambarkan betapa singkatnya waktu kita di dunia ini.  Jika ditelaah sesungguhnya hidup kita hanya diantara azan dan qomat.   ketika  kita  dilahirkan, maka ayah  kita akan mengumandangkan azan di telinga kanan dan qomat di telinga kiri, dan ketika  kita meninggal  seseorang akan mengumandangkan azan sebelum jasad kita dimasukan ke liang lahat.

Betapa singkatnya sebuah kehidupan,  adakah  hal berguna yang telah saya lakukan ……….

Pos ini dipublikasikan di Renungan dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar